Langsung ke konten utama

Postingan

Pengalaman Terbang dengan Thai Airways Rute Kopenhagen - Bangkok

Estimasi Waktu Baca:
Di tahun 2017, Thai Airways dinobatkan sebagai maskapai dengan katering dan kelas Ekonomi terbaik. Bertepatan dengan jadwal kepulangan saya di Indonesia, Brian akhirnya memesankan tiket Thai Airways yang memang saat itu adalah yang paling murah dan paling cepat. Belum pernah naik maskapai asal Thailand ini, akhirnya saya hepi-hepi saya dibelikan tiket tersebut. Rute penerbangan kali ini akan dilayani dari Kopenhagen ke Jakarta. Tapi berhubung saya tidak terlalu banyak mengambil gambar saat transit di Bangkok, jadinya saya hanya merangkum pengalaman naik Boeing 777-300 nonstop selama nyaris 11 jam hingga Bangkok saja. Tapi secara keseluruhan, pengalaman naik penerbangan lanjutan menuju Jakarta, pesawat dan pelayanannya pun sama.

Kamu Masak, Saya Minum Wine

Estimasi Waktu Baca:
Hari ini kencan ketiga   saya dengan Bunny. Setelah sebelumnya doi dipaksa harus masak makan malam, hari ini saya juga sedikit memaksa Bunny untuk masak sesuatu kalau ingin rumahnya dikunjungi lagi. Sebenarnya saya sudah sedikit paham level masak Bunny. Karena tidak suka masak, sekalinya masak, lama sekali! Di kencan kedua lalu, Bunny dengan rela membuka kembali buku masakan Jamie Oliver yang katanya sudah bertahun-tahun tidak dibuka. Untuk spaghetti bolognese yang simpelnya bukan main, doi membutuhkan waktu dua jam! Padahal kalau saya yang masak, 15 menit kelar! "Kamu yakin mau masak lagi?" tanya saya sekali lagi masih tidak yakin. "Iya. I love cooking you something ." "Ah males, it would be long again. " " I'll try to find something simple ," katanya masih niat.

Meminta Izin Orang Tua ke Luar Negeri

Estimasi Waktu Baca:
Saya banyak menerima curhatan dari para pembaca, tentang sikap orang tua yang menentang habis-habisan keinginan mereka untuk hijrah ke luar negeri dan jadi au pair. Tidak ada yang salah dengan luar negerinya, yang dianggap salah adalah tujuan sebagai au pair. Tidak dipungkiri, au pair memang belum dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Belum lagi saat tahu kalau au pair tugasnya membersihkan rumah dan mengurus anak. Wah, posisi au pair betul-betul akan disamakan dengan pembantu. Meskipun sudah dua kali jadi au pair dan tiga tahun tinggal di luar negeri, saya juga tetap menghadapi kendala luar biasa, terutama soal restu orang tua. Karena ayah saya sudah tidak ada, jadi persoalan izin tentunya harus dibicarakan ke ibu. Jujur saja, ibu saya termasuk orang tua yang cukup konservatif dan tidak terlalu berharap saya hijrah ke luar negeri. Untuk sampai diizinkan ke luar negeri pun, saya sampai harus tangis-tangisan dan kena hinaan dulu. Hehe. Saat mengurus dokumen jadi au pair ke B...

Geocaching, Hobi Berburu Harta Karun Mengandalkan Informasi Geospasial

Estimasi Waktu Baca:
Sewaktu tinggal di Denmark beberapa bulan lalu, saya memang tipikal orang yang selalu mencari cara agar hari-hari terasa tidak membosankan. Kalau hanya diisi dengan nongkrong di bar, ngopi-ngopi, ataupun travelling setiap akhir pekan, rasanya terlalu monoton. Belum lagi biaya hidup di Denmark yang tinggi membuat saya harus berpikir ulang membeli segelas chai latte di kafe. Karena bosan bolak-balik Kopenhagen hanya untuk jadi anak nongkrong, akhirnya saya mencoba keluar dari zona nyaman, lalu memilih hiking ke hutan-hutan kecil yang tidak jauh dari ibukota. Lumayan, olahraga sekalian menyatu dengan alam. Lewat satu artikel berjudul " Fun Things to Do When You're Bored ", saya juga penasaran dengan ide geocaching yang katanya sudah populer di seluruh dunia dari tahun 2000-an. Geocaching  simpelnya adalah kegiatan yang melibatkan rasa suka cita di alam bebas; menggabungkan kecintaan terhadap kegiatan outdoor dan informasi geospasial yaitu SIG (Sistem Inform...

Bunny, Si Cowok Denmark Penakluk Hati

Estimasi Waktu Baca:
Saya sebenarnya bersumpah untuk tidak berkencan dengan cowok manapun lagi. Alasannya simpel, saya akan meninggalkan Denmark dalam waktu dekat. Lagipula, berkencan itu melelahkan. I'm fed up already! Aplikasi dating semacam Tinder sudah saya hapus sejak tahun lalu. Meskipun sering buka tutup OKCupid, tapi hanya situs kencan satu ini yang masih saya pertahankan. Saat bosan melanda, sering iseng saya buka walaupun tujuannya hanya untuk mengecek siapa yang mengunjungi profil saja. Suatu hari, saat mengecek profil, satu foto menarik perhatian saya. Bukan soal tampangnya, tapi matanya. Bukan warna biru seperti kebanyakan orang Denmark lainnya, tapi abu-abu muda yang sangat cantik dan berbeda. " Nice eyes. You're welcome ," kata saya mengawali sekalian mengakhiri obrolan. Jujur saja, tidak sekali ini saya mengirim pesan duluan ke cowok-cowok di situs kencan. Kalau profil atau foto mereka menarik, biasanya saya tidak malu memuji duluan. Tujuannya bukan breaking the ...

Gadis Filipina vs Gadis Indonesia di Eropa

Estimasi Waktu Baca:
Perlu saya garis bawahi, cewek-cewek Filipina merupakan pribadi yang tangguh, berani, dan sangat sayang keluarga. Bagi mereka, Eropa bukan hanya tanah impian, tapi juga tempat mengais rezeki. Tidak hanya Eropa, keberadaan mereka pun bisa terbilang banyak di negara maju seperti Singapura, Jepang, ataupun Amerika. Berbeda dengan para pejuang devisa negara Indonesia yang kebanyakan mendiami negara di Timur Tengah dan Cina Selatan untuk bekerja sebagai TKW. Para gadis Filipina biasanya mulai bekerja sebagai nanny , housemaid , ataupun perawat di luar negeri saat usia mereka menginjak 20-an. Jangan salah, meskipun bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tapi beberapa dari mereka punya gelar sarjana, lho! Karena Filipina jajahan Spanyol dan Amerika, sangat diuntungkan dengan banyak sekali orang yang bisa berbahasa Inggris (dan Spanyol) walaupun mereka tinggal di desa. Tidak seperti orang tua Indonesia yang banyak melarang anak mereka merantau, orang tua Filipina justru kebanyakan m...

Mencari Cowok Ganteng di Cina

Estimasi Waktu Baca:
Di awal tahun ini, saya sempat jalan dengan seorang cowok Korea-Amerika yang datang ke Kopenhagen untuk urusan bisnis. Menyinggung sedikit soal percintaan, saya baru tahu kalau ternyata si doi pernah pacaran dengan cewek Cina selama beberapa tahun. "Waktu saya ke Chengdu, saya seperti artis," katanya. "Kenapa?" tanya saya sedikit skeptis dengan rasa percaya dirinya yang tinggi. "Cowok-cowok Cina tuh jelek-jelek, tahu gak sih?" " No!! Di Indonesia, cowok keturunan Tionghoa justru ganteng, keren, dan maskulin," kata saya sambil membayangkan muka VJ Daniel, Morgan Oey, Joe Taslim, ataupun anaknya Om Ferry Salim itu. "Iya, di Indonesia. Kamu sudah pernah ke Cina belum? Mantan saya saja sampai berkata begitu, lho." Membayangkan muka-muka ganteng pemain Meteor Garden ataupun MVP Lover, rasanya super mustahil kalau cowok Cina bermuka pas-pasan. Lagipula, masalah fisik kan relatif. Tidak hanya di Cina, di Eropa pun ti...