Langsung ke konten utama

Minggu-minggu Awal Tinggal di Norwegia


Akhir musim dingin menyambut saya saat baru tiba di Oslo. Lagi-lagi, saya harus menjadi penduduk sementara di Norwegia selama dua tahun ke depan. Sama halnya seperti minggu-minggu awal di Denmark dan Belgia, kali ini saya pun harus bolak-balik banyak tempat hanya untuk membuat status kependudukan saya diakui oleh negara.

Kalau sudah diakui, saya pun otomatis akan mendapatkan hak yang sama dengan penduduk asli, contohnya perawatan gratis dari rumah sakit. Tapi sebelum mendapatkan banyak kemudahan dan keuntungan dari Norwegia, the first few weeks would be so tiring and long! 

1. Pengambilan data biometrik di kantor polisi

Sesampainya di Norwegia, dalam 7 hari ke depan kita diwajibkan datang ke kantor polisi terdekat. Hal ini bertujuan untuk pengambilan data biometrik seperti sidik jari, tanda tangan, dan foto diri, yang akan digunakan pada residence permit atau kartu identitas.

Perlu dicatat bahwa sebelum datang ke kantor polisi, wajib buat janji temu dulu! Masuk ke portal UDI, sign in dengan username dan kata sandi yang kita pakai saat submit aplikasi visa. Lalu klik menu 'Booking Appointment'. 

Kantor polisi biasanya sangat sibuk dan kadang fully booked hingga kita harus menunggu lama. Saran saya, saat visa sudah granted dan tahu kapan akan tiba di Norwegia, sesegera mungkin buat janji temu lewat UDI. Lebih cepat lebih baik karena tanpa kartu identitas ini, memulai proses selanjutnya akan lebih lama.

Datanglah ke kantor polisi tepat waktu. Pengambilan biometrik sendiri sebenarnya hanya sekitar 5-10 menit saja. Kalau semua oke, residence permit atau ID card akan dikirimkan ke alamat rumah setelah 10 hari kerja.

PENTING!!!! 
Sebelum si kartu dikirimkan ke rumah, ada baiknya minta host family menempelkan nama kita di kotak pos. Tukang pos di Norwegia tidak akan menaruh surat yang tidak tertera nama kita di kotak pos orang lain.

Kasus saya, si kartu benar-benar tidak sampai ke rumah malah dikembalikan lagi kantor polisi. Saya sudah menunggu selama 3 minggu hingga akhirnya menghubungi pihak UDI. Kata mereka, saya harus menghubungi kantor polisi di tempat saya mengambil data biometrik.

Betul saja, kartu saya ternyata dikembalikan lagi ke kantor polisi tersebut dan saya harus datang mengambil kartunya sendiri. Di Oslo, loket pengambilan kartu dibuka hanya Selasa jam 1-2 siang dan Kamis jam 10-11 pagi.

2. Tes TBC

Karena Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat kerentanan TBC sangat tinggi, semua penduduk yang datang langsung dari Indonesia wajib tes TBC terlebih dahulu. Tenang saja, tes ini hanya formalitas yang diwajibkan oleh pemerintah Norwegia untuk melindungi warga negaranya dari virus TBC bawaan pendatang.

Setelah pengambilan data biometrik di kantor polisi, kita akan diberikan kertas yang melampirkan daftar klinik terdekat dari tempat tinggal. Beberapa klinik mewajibkan membuat janji temu terlebih dahulu, tapi banyak juga yang boleh langsung datang di jam-jam tertentu. Jangan lupa bawa paspor sebagai identitas diri!

Saya waktu itu ke klinik di Frogner yang ternyata datang untuk mengambil surat rujukan saja. Surat rujukan dan paspor harus dibawa kembali ke Ullevaal University Hospital di Oslo untuk mendapatkan tes. Sebelum ke rumah sakit, saya hubungi pihak RS dan bikin janji temu lagi.

Tes TBC ini gratis dan hanya memerlukan waktu 30 menit untuk pengambilan darah dan rontgen. Hasil tes baru bisa diketahui sekitar satu minggu kemudian. Hasil tes katanya tidak akan dikirimkan ke rumah, tapi bisa diketahui via telepon dengan pihak rumah sakit. Meskipun katanya tidak akan dikirim, tapi sekitar 4 minggu kemudian, saya tetap menerima surat dari rumah sakit tentang hasil tes saya yang semuanya normal.

Ngomong-ngomong, seperti yang saya katakan di atas, tes ini hanya formalitas saja. Hasil tes tidak akan mempengaruhi keputusan UDI dan polisi untuk mengeluarkan izin tinggal kita. Plus, kita juga tidak perlu melaporkan kembali ke UDI tentang hasil tes ini. Kalaupun hasil tes positif dan kita dinyatakan mengidap TBC, pihak rumah sakit akan memberikan perawatan lebih lanjut setiap satu  atau enam bulan sekali.

3. Lapor diri ke kantor pajak

Kalau kartu identitas warna pink sudah di tangan, secepat mungkin langsung datang ke Skattetaten (The Norwegian Tax Administration) untuk mendapatkan personal number atau Norwegian National Registry number yang berguna untuk membuka akun bank. Kita bisa datang langsung ke Skattetaten dan mengisi formulir 'Pindah ke Oslo' yang sudah disediakan di tempat, atau bisa juga membuat janji temu terlebih dahulu dan membawa formulir yang sudah dicetak dan diisi dari rumah.

Sila ambil nomor antrian dan tunggu sampai nomor kita dipanggil di loket. Bagi yang sudah membuat janji temu, nomor antrian kita akan dipanggil lebih cepat sesuai pilihan waktu yang kita sepakati. Dokumen yang dibawa ke loket hanya paspor, kartu identitas warna pink, dan formulir notifikasi 'Pindah ke Oslo'.

Normalnya, surat yang berisi personal number akan dikirimkan ke rumah 4-6 minggu kemudian. Fødselsnummer atau personal number yang tertera di surat notifikasi kita gunakan saat mendaftarkan diri kembali ke Skattetaten untuk mendapatkan rincian 'kartu pajak' yang harus dibayar setiap bulannya.

If you get onto this step, you are almost done. Setidaknya, berbahagialah!

4. Buka akun bank

Di Norwegia, uang tunai sangatlah langka, sensitif, dan sedikit sekali orang yang menggunakannya untuk pembayaran. Hampir semua toko dan alat pembayaran menggunakan kartu debit atau kartu kredit. Membeli tiket transportasi pun lebih mudah jika kita memiliki akun bank dan langsung bayar via online.

Bad side-nya, sebagai au pair baru yang belum memiliki akun bank, mau tidak mau uang bulanan kita akan diberi berbentuk cashwhich is so annoying of handling the change. Makanya setelah mendapatkan personal number atau fødselsnummer, segera buka akun bank karena faktanya, proses di bank juga termasuk super lama. Apalagi kabarnya pihak bank Norwegia sering memperlambat proses buka akun bagi pendatang internasional.

Ada dua pilihan untuk membuka akun bank di Norwegia; daftar online via BankID atau datang langsung ke salah satu cabang bank yang kita pilih.

BankID adalah token yang bisa digunakan untuk membuka akun bank mana saja di Norwegia. Untuk mendapatkan BankID ini, kita harus masuk ke portal salah satu bank dan request BankID yang akan dikirimkan ke kantor pos terdekat. Untuk mengambil BankID di kantor pos, kita juga harus membawa paspor sebagai data diri.

Beberapa bank ada yang memperbolehkan kita datang langsung ke kantor mereka sekalian memproses BankID ini, sementara ada juga yang bisa dengan mudah kita lakukan secara online. Pendaftaran via online ini diproses dengan mengirimkan dokumen via email, kita cetak, tanda tangani, scanned, lalu kirim kembali ke mereka.

Saya sempat melakukan riset untuk memilih bank Norwegia yang menawarkan kartu debit atau kartu kredit tanpa biaya tahunan. Beberapa nama besar seperti Nordea, DNB, atau Skandia memiliki banyak cabang di Norwegia tapi sayangnya menetapkan biaya tahunan sebesar 250-300 NOK. Plus, beberapa bank besar juga menetapkan biaya tarik tunai di dalam dan luar negeri sebesar 10-40 NOK. Lumayan sekali kan?

Pilihan bank di bawah ini menurut saya paling pas untuk au pair atau anak muda yang risih kalau uang sakunya pun harus terpotong setiap tahunnya.

1. Danske Bank 'UNG Konto'

Cocok untuk anak muda berusia 18-27 tahun yang tertarik memiliki kartu debit atau kredit plus asuransi perjalanan. Gratis biaya tahunan, gratis tarik tunai, dan gratis biaya transaksi menggunakan SEPA di Eropa. Kita juga bisa menambahkan foto di kartu, gratis.

2. OBOS Banken 'Ung Medlem'

Gratis biaya tahunan, tarik tunai, dan menawarkan biaya potongan keseluruhan yang paling kecil. Non-customer dikenai biaya kartu 250 NOK per tahun.

3. KLP Banken 'Medlem i KLP'

Seluruh customer KLP yang membuka akun bank tidak akan dikenai biaya tahunan kartu debit atau kredit. Tanpa harus mendatangi cabang mereka, KLP memberikan kemudahan apply via online saja dan kartu akan dikirimkan 7 hari setelah aplikasi kita disetujui.

4. Grong Sparebank 'Ung Voksen'

Bagi anak muda berusia di bawah 33 tahun, bank ini juga menawarkan gratis biaya tahunan. Yang ingin mendesain sendiri foto diri di kartu, sangat memungkinkan dengan biaya tambahan 100 NOK.

Sebenarnya, beberapa bank besar seperti DNB juga menawarkan gratis biaya administrasi tahunan bagi anak muda di bawah 33 tahun yang berstatus pelajar. Kalau kamu statusnya pelajar, just be happy karena akan dapat banyak potongan.

Bagi yang suka travelling dan sering menggunakan pesawat Norwegian, boleh coba buka kartu kredit (gratis biaya tahunan) di Bank Norwegian yang akan berbuah cash points setiap kali belanja.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bule Ketemu Online, Bisakah Serius?

( PERHATIAN!!! SAYA BANYAK SEKALI MENERIMA TESTIMONIALS SOAL COWOK-COWOK DARI INGGRIS YANG MEMINTA ALAMAT SI CEWEK YANG DIKENAL VIA ONLINE. FYI , HAMPIR SEMUA MODUS PENIPUAN SEPERTI INI BERASAL DARI INGGRIS DAN AMERIKA! JANGAN PERNAH TERTIPU KEMASAN KULIT PUTIHNYA, KARENA BISA JADI YANG KALIAN AJAK CHATTING -AN ATAU VIDEO CALL -AN ITU ADALAH PENIPU !! JANGAN PERNAH BERI DATA DIRI SEPERTI NAMA LENGKAP, ALAMAT, SERTA NOMOR IDENTITAS ATAU KARTU KREDIT KE ORANG-ORANG ASING LEWAT DUNIA DIGITAL! BE SMART, BE AWARE, AND PLEASE JANGAN DULU BAPERAN KALO ADA YANG MENGAJAK NIKAH PADAHAL BARU SEMINGGU KENAL!!!) Selain berniat jadi au pair, ternyata blog saya banyak dikunjungi oleh cewek-cewek Indonesia yang ingin pacaran atau sedang dekat dengan bule. Gara-gara tulisan tentang cowok Eropa dan cowok Skandinavia , banyak pembaca blog yang mengirim surel ke saya dan curhat masalah cintanya dengan si bule. Aduh, padahal saya jauh dari kata "ahli" masalah cinta-cintaan. Saya sebetu

Mempelajari Karakter Para Cowok di Tiap Bagian Eropa

*I talk a lot about European boys in this blog, but seriously, this is always the hottest topic for girls! ;) Oke, salahkan pengalaman saya yang jadi serial dater  selama tinggal di Eropa. Tapi gara-gara pengalaman ini, saya juga bisa bertemu banyak orang baru sekalian mempelajari karakter mereka. Cowok-cowok yang saya temui ini juga tidak semuanya saya kencani. Beberapa dari mereka saya kenal saat workshop, festival, ataupun dari teman. Beruntung sekali, banyak juga teman-teman cewek yang mau menceritakan pengalamannya saat berkencan dari cowok ini, cowok itu, and all of them have wrapped up neatly in my head! Secara umum, tulisan yang saya ceritakan disini murni hasil pengalaman pribadi, pengalaman teman, ataupun si cowok yang menilai bangsanya secara langsung. Letak geografis Eropanya mungkin sedikit rancu, tapi saya mengelompokkan mereka berdasarkan jarak negara dan karakter yang saling berdekatan. Kita semua benci stereotipe, tapi walau bagaimana pun kita tetaplah bagi

7 Kebiasaan Makan Keluarga Eropa

Tiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner , orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola

Guide Untuk Para Calon Au Pair

Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih! Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair  ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini . Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai. Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasar

Jadi Au Pair Tidak Gratis: Siap-siap Modal!

Beragam postingan dan artikel yang saya baca di luar sana, selalu memotivasi anak muda Indonesia untuk jadi au pair dengan embel-embel bisa jalan-jalan dan kuliah gratis di luar negeri. Dipadu dengan gaya tulisan yang meyakinkan di depan, ujung tulisan tersebut sebetulnya tidak menunjukkan fakta bahwa kamu memang langsung bisa kuliah gratis hanya karena jadi au pair. Banyak yang memotivasi, namun lupa bahwa sesungguhnya tidak ada yang gratis di dunia ini. Termasuk jadi au pair yang selalu dideskripsikan sebagai program pertukaran budaya ke luar negeri dengan berbagai fasilitas gratisan. First of all , jadi au pair itu tidak gratis ya! Ada biaya dan waktu yang harus kamu keluarkan sebelum bisa pindah ke negara tujuan dan menikmati hidup di negara orang. Biaya dan waktu ini juga tidak sama untuk semua orang. It sounds so stupid kalau kamu hanya percaya satu orang yang mengatakan au pair itu gratis, padahal kenyatannya tidak demikian. Sebelum memutuskan jadi au pair, cek dulu biaya apa s